Rabu, 18 November 2009

Helminthiasis

Ciri-ciri
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 – 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.


a. Taenia saginata
Cacing ini parasit dalam usus halus manusia. Perbedaannya dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang perantaranya. Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan kait pada skoleksnya dan inang perantaranya adalah babi.

Daur hidup Taenia saginata
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas. Perhatikan gambar daur hidup Taenia saginata berikut!
b. Taenia solium
Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus sellulose.
c. Coanotaenia infudibulum
Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.
Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.
Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.
Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm. Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
• Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
• Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.


elminthiasis
HELMINTHES (CACING)
* NEMATODA
Bentuk :
- Selinder
- Tidak bersegmen
Bagian Anterior
- Tanpa alat isap
- Tanpa kait-kait
- Mempunyai mulut
Rongga Badan
- Ada
Saluran Pencernaan
- mempunyai anus
Kelamin
- Terpisah jantan dan betina

* CESTODA * TREMATODA
Bentuk : Bentuk :
Seperti Pita Seperti Daun
Bersegmen Tidak Bersegmen
Bagian Anterior Bagian Anterior
Mempunyai alat isap Mempunyai alat isap
Kadang2 ada kait2 Tanpa kait-kait
Tanpa mulut Mempunyai mulut
Rongga Badan Rongga Badan
Tidak ada Tidak ada
Saluran Pencernaan Saluran Pencernaan
Tidak ada Ada tanpa anus
Kelamin Kelamin
Hermafrodit Umumnya Hermafrodit
kecuali Schistosoma

HELMINTHES (CACING)
Nematoda
- Ascaris lumbricoides
- Trichuris trichiura
- Necator americanus
- Ancylostoma duodenale
- Strongyloides stercoralis
- Oxyuris vermicularis
- Trichinella spiralis
- Wuchereria bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
- Loa loa*
- Onchocerca volvulus*
- Dipetalonema perstans*
- Dipetalonema streptocerca*
- Mansonella ozzardi*
- Capillaria hepatica
- Toxocara cati
- Toxocara canis
- Gnathostoma spinigerum
*Tidak ada di Indonesia
Cestoda Trematoda
- Taenia saginata – Fasciolopsis buski
- Taenia solium – Echinostoma ilocanum
- Hymenolepis nana – Echinostoma malayanum
- Hymenolepis diminuta – Heterophyes heterohyes*
- Dipylidium caninum – Metagonimus yokogawai*
- Diphyllobothrium latum* – Gastrodiscoides hominis*
- Fasciola hepatica
- Clonorchis sinensis*
- Opisthorchis felineus*
- Opisthorchis viverrini*
- Dicrocoelium denditicum*
- Paragonimus westermani
- Schistostoma japoinicum
- Schistostoma mansoni*
- Schistostoma haematobium*
- Schistosoma mekongi*
Ascaris lumbricoides Roundworm, Cacing Gelang
Hospes : Manusia Penyakit : Askariasis
Habitat : Usus halus
Penyebaran geografik : Kosmopolit, terutama negara-negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
Cacing dewasa : * bentuk bulat panjang (silindris)
* kedua ujung lebih kecil
* Pada mulut terdapat 3 bibir
* Jantan 15 – 31 cm
ekor melengkung ke ventral, mempunyai 2 spikula
* Betina 20 – 35 cm
ekor lurus

Telur tidak dibuahi
- Bentuk Lonjong
- 90 x 40 mikron
- Dinding diliputi lapisan luar
albuminoid tipis tidak teratur
- Lapisan hialin bening, tebal
- Lapisan vitellin tipis
- Isi : granula yang atropis
(penuh)
- Antara sel telur dan dinding
tidak ada rongga kosong
Telur dibuahi
- Bentuk agak bulat
- 60 x 45 mikron
- Lapisan luar albuminoid
agak tebal teratur
- Lapisan hialin bening, tebal
- Lapisan vitellin tipis
- Isi : Sel telur yang tidak
bersegmen
- Antara sel telur dan dinding
telur ada rongga kosong
berbentuk bulan sabit
Dalam tinja kadang-kadang ditemukan telur Ascaris lumbricoides yang dinding albuminoidnya tidak ada (telur dekortikasi)

Bila telur telah berisi larva disebut telur matang
DAUR HIDUP
Cacing dewasa jantan dan betina hidup dalam rongga usus halus manusia.
Cacing betina mengeluarkan telur 100.000 – 200.000 butir/hari terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi, telur-telur tersebut keluar bersama tinja penderita.
Dalam lingkungan yang sesuai (tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25 – 30 °C), telur yang dibuahi berkembang menjadi telur matang (bentuk infektif) dalam waktu ± 3 minggu.
Telur matang bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan larva, kemudian larva tersebut menembus dinding usus halus masuk ke pembuluh darah atau saluran limfe, dialirkan ke jantung kanan lalu ke paru.
Di paru larva menembus dinding pembuluh darah alveolus, masuk ke rongga alveolus, kemudian naik ke bronchiolus, bronchus, trachea sampai ke pharynx.
Dari pharynx larva tertelan ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina.
Waktu yang diperlukan mulai telur matang tertelan sampai cacing dewasa betina mengeluarkan telur ± 2 bulan ( 8 – 10 minggu).
Makanan cacing dewasa adalah zat-zat makanan dalam rongga usus halus.
Cacing dewasa dapat hidup selama 1 – 1½ tahun dalam rongga usus halus
DAUR HIDUP Ascaris lumbricoides
Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar, Whipworm, cacing cambuk)
Hospes : manusia Penyakit : Trikuriasis
Habitat : Usus besar terutama sekum
Penyebaran geografik : Kosmopolit, terutama negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
* cacing dewasa berbentuk seperti cambuk
* 3/5 bagian anterior, halus seperti benang
* 2/5 bagian posterior, lebih gemuk
- Cacing jantan : * 3 – 4 cm
* Bagian posterior melingkar ke ventral > 360°,
mempunyai 1 spikulum

- Cacing betina : * 4 – 5 cm
* Bagian posterior, membulat tumpul,
melengkung < 360°

- Telur : * ± 50 x 32 m
* seperti tempayan, pada kedua kutub terdapat
tonjolan jernih
* dinding : – luar : kuning tengguli
- dalam : jernih
* Isi : sel telur

DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup di sekum dan kolon asendens dengan bagian anteriornya yang halus masuk kedalam mukosa usus.
Cacing betina mengeluarkan telur 3.000 – 10.000 butir/hari, telur tersebut keluar bersama tinja penderita.
Dalam lingkungan yang sesuai (tanah lembab, tempat teduh, suhu 25 – 30 °C) telur tersebut berkembang menjadi telur matang (bentuk infektif) dalam waktu 3 – 6 minggu.
Telur matang bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan larva lalu menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Setelah menjadi dewasa, cacing menuju ke sekum dan kolon asendens.
Waktu yang diperlukan mulai tertelannya telur sampai cacing betina mengeluarkan telur ± 30 – 90 hari (1 – 3 bulan).
Cacing dewasa dapat hidup 1-2 tahun.
DAUR HIDUP Trichuris trichiura
CACING TAMBANG(Hookworm)
Pada Manusia :
- Necator americanus nekatoriasis
- Ancylostoma duodenale ankilostomiasis
Habitat : Usus halus (jejenum dan duodenum)
Penyebaran geografik :
Kosmopolit, terutama negara-negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
Cacing dewasa : * Berbentuk silinder/selindrik
* Berwarna putih keabuan
- Cacing jantan : * 5 – 11 mm
* Ekor melebar (bursa kopulatriks)
* Mempunyai 2 spikula
- Cacing betina : * 9 – 13 mm
* Ekor lancip

Necator americanus : Bentuk badan seperti huruf S
Dalam mulut terdapat sepasang benda khitin
Ancylostoma duodenale : Bentuk badan seperti huruf C
Dalam mulut terdapat 2 pasang gigi sama besar

Telur : – Lonjong
- ± 60 x 40 mikron
- Dinding : tipis, bening, tidak berwarna
- Isi : tinja segar : embrio stadium morula 2 – 16 sel telur
tinja lama : larva

Larva rhabditiform : – ± 250 mikron
- esofagus mempunyai bulbus ( rhabditoid) 1/3 panjang badan
- mulut terbuka, panjang dan sempit
- genital premordial kecil

Larva filariform : – ± 700 mikron
- esofagus lurus (filariform), 1/4 panjang badan
- mulut tertutup
- ekor runcing
- mempunyai selubung (sarung)

* Larva filariform adalah bentuk infektif

DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup melekat pada usus halus. Cacing betina N. americanus bertelur ± 9.000 butir/hari, sedangkan A. duodenale ± 10.000 butir/hari. Telur-telur tersebut keluar bersama tinja penderita, setelah 1 – 1½ hari telur menetas mengeluarkan larva rhabditiform. Dalam waktu 3 – 5 hari larva rhabditiform tumbuh menjadi larva filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7 – 8 minggu ditanah (tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur tercampur humus dan terlindung dari sinar matahari langsung, suhu untuk N. americanus 28 – 32 °C, sedangkan untuk A. duodenale 23 – 25 °C). Cara infeksi adalah larva filiriform menembus kulit masuk kapiler darah, mengikuti aliran darah ke jantung kanan lalu ke paru. Setelah sampai diparu larva filariform menembus dinding alveolus masuk ke alveolus kemudian naik ke bronchiolus, bronchus, trachea sampai ke pharynx. Dari pharynx larva tertelan masuk ke esofagus, lambung sampai usus halus. Setelah sampai di usus halus larva filariform berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina yang melekat pada mukosa usus halus. Waktu yang diperlukan sejak larva filariform menembus kulit sampai menjadi cacing dewasa di usus halus 10 – 12 minggu. Cacing dewasa dapat hidup selama ± 5 tahun. Seekor cacing N. americanus dapat mengisap darah 0,05 – 0,1 cc/hari, sedangkan A. duodenale dapat mengisap darah 0,08 – 0,34 cc/hari.
DAUR HIDUP Hookworm (Cacing tambang)
Strongyloides stercoralisThreadworm, Cacing benang
Hospes : Manusia, kucing, anjing, kera, simpanse.
Habitat : Usus halus
Penyakit : Strongiloidiasis
Penyebaran geografik : Kosmopolit terutama daerah tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
- Cacing dewasa ada 2 macam :
1. Cacing dewasa bentuk parasiter
* Hanya ditemukan cacing betina
* Panjang ± 2 mm
* Bentuk halus tidak berwarna
* Esofagus 1/3 panjang badan, bentuk filariform
* Uterus berisi telur
* Ekor berujung lancip

2. Cacing dewasa bentuk bebas
* Cacing jantan : – Panjang ± 0,75 mm
- Esofagus : mempunyai bulbus, pendek (bentuk rhabditoid), ¼ panjang badan
- Ekor : melengkung dgn 2 spikula
* Cacing betina : – Panjang ± 1 mm
- Esofagus bulbus, pendek (rhabditoid),
¼ panjang badan
- Uterus berisi telur
- Ekor berujung lancip

Telur : Mirip telur cacing tambang, jarang ditemukan oleh karena telurnya langsung pecah menghasilkan larva rhabditiform

Larva rabditiform
- Panjang ± 225 mikron
- Mulut terbuka, pendek dan lebar
- Esofagus mempunyai bulbus (rhabditoid)
¼ panjang badan
- Ekor berujung lancip
-Genital premordial besar
Larva filariform
- Panjang lebar
- Uterus mempunyai 15 – 30 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

Telur : – Bentuk agak bulat
- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)

Larva (sistiserkus bovis) : – Gelembung
- ½ – 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks

DAUR HIDUP Taenia saginata
Taenia soliumPork tapeworm, Cacing pita babi
Hospes defenitif : Manusia
Hospes perantara : Babi dan kadang-kadang Manusia
Penyakit : – Cacing dewasa Teniasis solium
- Larva Sistiserkosis
Habitat : Cacing dewasa dalam rongga usus halus
Larva dalam otot, otak, mata, hati
Penyebaran geografis : Kosmopolit, terutama pada negara-negara
yang penduduknya suka makan daging babi
kurang matang
Morfologi :
* Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid grafida
- Panjang 2-4 m kadang-kadang 8 m
- Jumlah proglotid lebar
- Uterus mempunyai 7 – 12 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

Telur : – Bentuk agak bulat
- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)

Larva (sistiserkus selulose) : – Gelembung
- ½ – 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks dengan kait-kait

DAUR HIDUP Taenia solium
Fasciolopsis buskiGiant Intestinal fluke
Hospes defenitif : Manusia, Babi, anjing, kucing
Penyakit : Fasciolopsiasis
Habitat : Usus halus
Hospes perantara pertama : Keong air tawar (Segmentina, Hippeutis)
Hospes perantara kedua : tumbuh-tumbuhan air (Eichornia grassipes,
Trapa natans, T. bicornis, Morning glory,
Elichoris tuberosa, Zizania)
Penyebaran geografis : China, Taiwan, Thailand, Malaysia, Laos, India
Vietnam dan Indonesia (Kalimantan Selatan)
Morfologi :
- Cacing dewasa :* Bentuk ovoid berwarna kemerahan
* Ukuran (20 – 75) x( 8 – 20) x (1 – 3) mm
* Batil isap mulut < batil isap perut
* Testes bercabang-cabang, atas bawah
* Ovarium bercabang-cabang
* Kelenjar vitalaria bagian lateral
* Sekum tidak bercabang
* Uterus berkelok kelok
Telur : * Bentuk lonjong
* Mempunyai operculum
* Dinding transparant
* Ukuran (130 – 140) x (80 – 85) mikron
* Isi sel telur (unembryonated)

2 komentar:

  1. wedew panjangnya artikelnya hehehe bookmark dulu aja kah,thanks info cacingnya yahh hehehe :D

    BalasHapus
  2. umm hai...
    salam kenal...
    bole kasih saran kan...
    klo nulis posting jangan terlalu panjang...
    karena ga semua visitor akan membaca lengkap postingannya...
    hehehe :D
    temasuk pipit...
    krn dulu pit juga begitu panjang ke bawah, tapi setelah itu, pit sadar klo itu membuat visitor bosan... simple aja
    tapi menarik.. ^__*

    BalasHapus

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 SATU KUPU |Designed by faris vio |Converted to blogger by Blogger Themes